Wednesday 9 April 2014
Untuk Sebuah Hati
ketetapan kasih sayang-Nya..
Untuk sebuah hati yang masih mencari, carilah dengan ikhtiar yang suci. Ikhtiar tanpa nafsu dan paksaan waktu, ikhtiar dengan harapan dan ketundukan, melangkah dalam koridor di jalan-Nya..
Untuk sebuah hati yang masih merindu, rinduilah Allah Azza Wa Jalla yang paling layak untuk dirindu. Kelak kau akan tahu, merindukan-Nya adalah penantian dan pencarian yang terindah..
Untuk hatiku & hatimu, sesungguhnya kau dan aku berada dalam genggaman-Nya, maka tak ada yang perlu dikhawatirkan selama kita bersandar kepada-Nya. Jangan pernah meragukan, apa yang sudah ada dalam ketetapan-Nya..
Hari ini kutulis surat untuk sebuah hati, berharap hati ini hanya menanti, menunggu, mencari dan merindu hanya karena-Nya..
Monday 7 April 2014
Sebait Tembang Indah di Balik Musibah
Musibah
adalah sebait tembang indah yang dinyanyikan silih berganti,
Mengajak bumi yang diam jadi begoyang,
Mengajak laut yang tenang jadi bergelombang,
Mengajak gunung yang sunyi meriah bak kembang api..
Musibah mengajarkan kita tentang sabar dan tabah,
Menguatkan jiwa yang lemah,
Menyadarkan hati yang salah,
Menggugurkan angkuh,
Mengubur keluh,
Mencukur kufur,
Membangkitkan syukur..
Musibah adalah saudara tua,
Yang menasehati ketika salah,
Mengingatkan ketika lupa,
Meluruskan ketika tak searah..
Kini tak perlu lagi ada tangis menghujan tanpa henti,
Menganak sungaikan kepedihan demi kepedihan menyayat hati,
Karena disana: diantara batas hidup dan mati..
Halaman demi halaman takdir masih menanti,
Berkejaran menggerogoti hari,menunggu takdir lain berganti.
Harapan-harapan itu menanti di ambang cita dan impian,
Di depan gerbang masa depan yang tertulis indah dengan tinta keemasan,
Maka tak ada alasan untuk bertahan..
Melangkahlah dengan sempurna..
Tinggalkan saja air mata tiada guna,
karena hidup bukan untuk berkejaran dengan kesedihan melainkan menunaikan sebuah harapan...
Sebait Tembang Indah di Balik Musibah...
karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan...
Mengajak bumi yang diam jadi begoyang,
Mengajak laut yang tenang jadi bergelombang,
Mengajak gunung yang sunyi meriah bak kembang api..
Musibah mengajarkan kita tentang sabar dan tabah,
Menguatkan jiwa yang lemah,
Menyadarkan hati yang salah,
Menggugurkan angkuh,
Mengubur keluh,
Mencukur kufur,
Membangkitkan syukur..
Musibah adalah saudara tua,
Yang menasehati ketika salah,
Mengingatkan ketika lupa,
Meluruskan ketika tak searah..
Kini tak perlu lagi ada tangis menghujan tanpa henti,
Menganak sungaikan kepedihan demi kepedihan menyayat hati,
Karena disana: diantara batas hidup dan mati..
Halaman demi halaman takdir masih menanti,
Berkejaran menggerogoti hari,menunggu takdir lain berganti.
Harapan-harapan itu menanti di ambang cita dan impian,
Di depan gerbang masa depan yang tertulis indah dengan tinta keemasan,
Maka tak ada alasan untuk bertahan..
Melangkahlah dengan sempurna..
Tinggalkan saja air mata tiada guna,
karena hidup bukan untuk berkejaran dengan kesedihan melainkan menunaikan sebuah harapan...
Sebait Tembang Indah di Balik Musibah...
karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan...
Subscribe to:
Posts (Atom)